29 november 2009,
Arizona State University, The School of Earth and Space Exploration di Scottsdale, AS menggelar simposium bertajuk Living with the Planet yang turut meluncurkan penayangan perdana film dokumenter investigatif dengan judul MUD MAX: INVESTIGATIVE DOCUMENTARY - SIDOARJO MUD VOLCANO DISASTER.
Rangkaian acara ini turut dilengkapi dengan panel diskusi yang dihadiri oleh ilmuwan, pakar dan geologis terkemuka dari institusi terdepan Eropa dan Amerika, termasuk USGS (United States Geological Survey) yang berpendapat bahwa penyebab dari bencana Lumpur Sidoarjo atau LUSI, sebagai konklusi, masih belum dapat ditentukan.
Opini para pakar internasional berpandangan bahwa penyebab LUSI terbagi menjadi dua. Pandangan pada tahap awal cenderung bersandar bahwa aktivitas pengeboran di daerah sekitar telah memicu letusan tersebut.
Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu yang diimbangi dengan penelitian ilmiah lebih lanjut, letusan tersebut kemungkinan diakibatkan oleh aktifitas seismik (gempa Yogyakarta) yang terjadi dua hari sebelumnya.
Sebuah konferensi internasional yang membahas kasus LUSI itu (Oktober 2008) digelar oleh American Association of Petroleum Geologists (AAPG) di Cape Town, Afrika Selatan, menyebarkan laporan bahwa letusan Sidoarjo disebabkan oleh faktor manusia.
Akan tetapi, beberapa investigasi terakhir menemukan bahwa laporan tersebut bukan pengumuman resmi yang dipublikasikan oleh AAPG, yang kemudian memberikan pernyataan bahwa hasil konferensi itu tidak merupakan pengesahan ataupun suatu validasi ilmiah yang menyebabkan letusan LUSI.
Produser film dokumenter ini, Gary Hayes menyatakan, "tujuan dari MUD MAX ini adalah untuk mempresentasikan fakta-fakta dan pandangan-pandangan dari semua sisi, agar publik bisa menghasilkan kesimpulan pribadi terhadap penyebab dari bencana LUSI ini. Kami juga berharap film dokumenter ini bisa menjadi representasi dari isu-isu mengerikan yang dialami masyarakat Indonesia yang tinggal di lokasi paling eruptif di bumi ini."
Lumpur Sidoarjo, letusan lumpur panas yang pertama kali meletus 29 Mei 2006 ini adalah bencana yang mendapatkan perhatian dunia maupun menciptakan kontroversi terbanyak sepanjang sejarah.
LUSI merupakan bencana yang unik, lumpur panas yang pertama kali dimuntahkan oleh bumi setelah terjadinya sebuah gempa kuat yang sampai saat ini masih terus merembes ke permukaan bumi dengan laju mencapai 150,000 per meter kubik setiap harinya.
Sekitar 40,000 penduduk yang bermukim di daerah sekitarnya telah kehilangan rumah, harta benda, dan dalam beberapa kasus, kehilangan kerabat maupun hidup mereka sendiri. Seluruh perkampungan di daerah itu telah dibanjiri oleh lumpur, infrastruktur berhancuran, dan juga reputasi yang tercoreng.
Proyek MUD MAX ini merupakan hasil investigasi selama 27 bulan yang dilakukan oleh Immodicus bekerjasama dengan Arizona State University, School of Earth and Space Exploration.
Produksi ini melibatkan sejumlah ilmuwan, peneliti, pakar geologis, ahli pengeboran, dan praktisi yang mengeksplorasi fakta tragis dari keberlangsungan bencana alam ini yang melingkupi bidang ilmiah, ekonomi, serta isu-isu politis yang telah menjadikan LUSI sebagai bahan sorotan di dunia geofisika.(beritajatim)
sumber: www.infospesial.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar